China Kerahkan 100 Ribu Bebek Basmi Belalang 

Senin, 02 Maret 2020 | 01:43:59 WIB

Metroterkini.com - China sedang bersiap mengerahkan 100.000 bebek ke negara tetangga mereka, Pakistan, untuk membantu menangani wabah belalang yang menghabiskan tanaman pangan.

Ahli pertanian China berpendapat seekor bebek bisa memakan lebih dari 200 belalang sehari dan akan lebih efektif daripada pestisida.

Pakistan menyatakan keadaan darurat bulan ini dengan menyatakan jumlah belalang di sana merupakan yang terburuk selama lebih dari dua dekade.

Pemerintah China mengumumkan minggu ini bahwa mereka mengirim tim ahli ke Pakistan untuk mengembangkan "program terarah" melawan belalang.

Lu Lizhi, peneliti senio di Zhejiang Academy of Agricultural Sciences, menggambarkan bebek sebagai "senjata biologis".

Dikatakannya, ayam bisa memakan hingga 70 belalang sehari sementara seekor bebek bisa melahap tiga kali lipat angka itu.

"Bebek senang hidup berkelompok, maka mereka juga lebih mudah dikendalikan ketimbang ayam," katanya kepada media-media di China.

Percobaan dengan bebek akan dilakukan di provinsi Xinjiang di barat China dalam beberapa bulan ke depan, kata Lu, seperti dikutip dari kantor berita Bloomberg.

Sesudah itu mereka akan dikirim ke daerah yang paling terdampak di Pakistan yaitu di provinsi Sindh, Balochistan dan Punjab.

Tahun 2000, China mengapalkan 30.000 ekor bebek dari provinsi Zhejiang ke Xinjiang untuk mengatasi wabah belalang.

Menurut PBB, wabah yang berat sekarang ini bisa dilacak penyebabnya dari musim siklon tahun 2018-2019 yang membawa hujan deras ke Semenanjung Arab dan menyebabkan sedikitnya tiga generasi "kelahiran tak tercatat sebelumnya" tidak bisa terdeteksi.

Kerumunan belalang ini kemudian tersebar ke seluruh Asia Selatan dan Afrika Timur.

Afrika Timur Perang melawan belalang.

Bulan Januari tahun ini, PBB meminta bantuan internasional untuk melawan wabah belalang gurun yang menyapu seluruh Afrika Timur.

Ethiopia, Kenya dan Somalia semuanya berjuang melawan kerumunan belalang yang "belum pernah ada sebelumnya" dan "menghancurkan" tanaman-tanaman pangan, kata PBB. [bbc]

Terkini